KABUPATEN SERANG, biem.co – PT Indonesia Power PLTGU Cilegon melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Serang di BPP Baros, Rabu (20/2/2020). Pertemuan itu diwakili Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Agenda pertemuan adalah membicarakan rencana tindak lanjut kerja sama lima tahun ke depan antara PT Indonesia Power PLTGU Cilegon dengan Dinas Pertanian Kabupaten Serang, khususnya bidang peternakan dan kesehatan hewan.
Seperti diketahui, kerja sama tersebut telah dimulai sejak Maret 2019 di Kelompok Bina Mandiri, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. Ada pun komoditi yang dikelola Kelompok Bina Mandiri adalah ternak domba.
Hasil kerja para anggota Kelompok Bina Mandiri sangat menggembirakan, dalam tempo 1 tahun telah terjadi peningkatan populasi yang signifikan, yaitu meningkat dari 21 ekor menjadi 38 ekor atau sebesar 81 persen.
Atas dasar inilah kerja sama antara PT Indonesia Power PLTGU Cilegon dengan Dinas Pertanian Kabupaten Serang akan berlanjut hingga lima tahun ke depan.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Serang, potensi ternak di Kabupaten Serang cukup besar. Data populasi tahun 2019, jumlah kerbau 29.916 ekor, sapi potong 5.188 ekor, domba 141.298 ekor, kambing 185.306 ekor, ayam buras 1.913.719 ekor, ayam ras pedaging 5.373.190 ekor, ayam ras petelur 1.212.672 ekor dan itik 976.204 ekor.
Selain bekerja sama dengan PT Indonesia Power PLTGU Cilegon, Dinas Pertanian Kabupaten Serang juga menggaet LPPM IPB University untuk meningkatkan kapasitas para peternak melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).
SPR bertujuan memberi ilmu pengetahuan kepada peternak berskala kecil tentang berbagai aspek teknis peternakan dan non teknis yang melandasi terwujudnya perusahaan kolektif dalam satu manajemen yang dikelola oleh satu manajer dalam rangka meningkatkan daya saing usahanya untuk meningkatkan pendapatannya serta kesejahteraannya.
Untuk mencapai visi peternak berdaulat, maka ada 10 strategi yang harus ditempuh, yaitu:
- Melaksanakan seleksi ternak berdasarkan satu atau lebih sifat ekonomisnya secara sistematis dan terstruktur.
- Melakukan pengukuran dan pencatatan parameter teknis terkait sifat ekonomisnya seperti bobot lahir, bobot sapih, pertumbuhan bobot badan per hari, produksi susu per hari dan bobot telur.
- Membangun dan mengembangkan usaha kolektif dalam satu manajemen untuk komoditas ternak dan komoditas lainnya yang dimiliki peternak.
- Mempercepat pertumbuhan populasi ternak dengan meningkatkan angka kelahiran dan menurunkan angka kematian.
- Mempercepat jumlah induk beranak.
- Memantau kinerja reproduksi dan kesehatan ternak secara periodik.
- Menyediakan pakan secara berlebih.
- Mengoptimalkan penggunaan hasil-samping ppertanian untuk direkayasa menjadi sumber pakan bergizi.
- Meramu ransum yang tepat sesuai kandungan nutrisi untuk meningkatkan daya cernanya.
- Mengikuti petunjuk berbisnis kolektif sesuai arahan para pakar.
“Diharapkan dengan semakin berkembangnya peternakan, selain akan meningkatkan kesejahteraan peternak, juga bisa membantu upaya pelestarian lingkungan melalui upaya zero waste, dimana limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak yang bergizi, dan sebaliknya kotoran ternak dapat dipergunakan sebagai pupuk pertanian,” ungkap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Suryo Kentjono. (firo/red)