KABUPATEN LEBAK, biem.co — Sobat biem, meskipun ditengah pandemi Covid-19, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, Banten mencatat realisasi investasi mencapai Rp.1,8 triliun sampai dengan triwulan II Tahun 2020.
Jumlah tersebut berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM RI) dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) online perusahaan yang ada di Kabupaten Lebak baik Penanaman Modal Dalam Negeri maupun Penanaman Modal Asing (PMDN dan PMA).
Menurut Kepala DPMPTSP Lebak Yosep M Holis, pada triwulan I realisasi investasi di Lebak mencapai Rp.842 Miliar dari target Rp.100 miliar. Sedangkan pada triwulan ke II realisasi investasi mencapai Rp. 1 triliun dari target Rp. 374 miliar.
“Syukur Alhamdulillah, dimasa pandemi covid-19 serta dengan ikhtiar dan kerja keras kita bersama, realisasi investasi triwulan II menunjukkan pertumbuhan sangat baik,” kata Yosep kepada awak biem.co Jumat, (24/7/2020).
Yosep juga mendorong kepada perusahaan yang belum menyampaikan LKPM online untuk segera melaporkan besaran realisasi investasi, sehingga bisa memacu pergerakan perekonomian dan jumlah investasi di Lebak. “Perusahaan yang belum menyampaikan LKPM online dapat kita dorong dan difasilitasi untuk segeta melaporkan besaran realisasi investasi,” tegas Yosep.
Masih menurut Yosep, kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal, Kabupaten Lebak benar-benar kondusif untuk berinvestasi apalagi dengan berbagai kelebihan yang melimpah. “Dengan pembinaan dan pengawasan investasi di Lebak dipastikan konduaif apalagi dekat dengan ibukota negara, akses commuterline, belum lagi jalan tol,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak Dindin Nurohmat, mengapresiasi capaian target investasi di Kabupaten Lebak. Dirinya berharap upaya-upaya yang sudah dilakukan DPMPTS dan stakeholders dapat dipertahankan bahkan harus ada peningkatan.
“Kami mengapresiasi capaian tersebur, karena selain akses transportasi potensi sumber daya alam yang memadai, objek pariwisata yang banyak dan posisi wilayah yang strategis sehingga menjadi modal incaran investor,” kata Dindin.
Ia juga mendorong berbagai pihak harus sinergi untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada investor, sehingga jumlah investasi semakin meningkat. “Sinergisitas di antara pihak-pihak yang berhubungan dengan investasi sangat dibutuhkan,” tandasnya. (EMR)