Opini

Ika Widiastuti: Analisis Jabatan dan Efektivitas Kerja Pegawai

biem.co — Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkuantitas maka diperlukan adanya analisis jabatan pegawai. Apabila analisis jabatan diabaikan maka akan berakibat kerugian terhadap suatu organisasi. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian yang akan menyebabkan penghamburan dari anggaran suatu organisasi. Hal ini mengakibatkan efisiensi anggaran suatu organisasi tidak tercapai. Pentingnya analisis jabatan supaya penempatan pegawai mencerminkan keadilan dan keseimbangan, antara beban kerja dengan kemampuan, sifat pekerjaan dengan tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan dengan tingkat keterampilan dan keahlian, sehingga efektivitas kerja pegawai dapat dicapai.

Kebijaksanaan yang dilakukan oleh pimpinan dalam memberikan motivasi kepada pegawai supaya selalu tetap berproduktivitas merupakan faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Hal ini dilakukan supaya dapat tercapainya efektivitas kerja pegawai.

Dalam penempatan pegawai harus didasarkan atas kualifikasi pegawai, yaitu disesuaikan antara kemampuan pegawai dengan beban kerja atau tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan, pengalaman kerja, serta keahlian pegawai sehingga efektivitas kerja dapat terwujud. Untuk menerapkan motto “The Right Man on The Right Place at The Right Time” yang harus kita ketahui adalah unsur “place” nya, sebab organisasi sebagai wadah/tempat manusia bekerja. Tempat bekerja seringkali secara spesifik disebut sebagai jabatan.

Analisis jabatan merupakan suatu proses yang mengambarkan informasi tentang perilaku orang yang akan menduduki jabatan (pekerjaan) dan aktivitas pekerjaannya. Umumnya, informasi yang digambarkan atau dicatat mencakup tujuan pekerjaan, kewajiban atau kegiatan utama yang harus dilakukan sipelaku/pemangku pekerjaan, dan syarat-syarat yang harus dipunyai oleh si pelaku pekerjaan. Dengan demikian analisis jabatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Selain memberikan manfaat bagi organisasi, analisis jabatan juga bermanfaat bagi pegawai untuk mencapai tujuan pribadinya. Dengan ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan kualifikasi yang ia miliki, berarti para pegawai tersebut telah diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan merealisasikan potensinya seoptimal mungkin.

Analisis jabatan dilakukan terutama untuk menyelidiki fungsi, peranan dan tanggung jawab sesuatu jabatan. Hasil Analisis Jabatan ini akan memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab setiap pegawai. Manfaat dilakukannya analisis jabatan menurut Komaruddin,(1995) sebagai berikut :

  1. Analisis jabatan akan menentukan klasifikasi pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan. Perencanaan klasifikasi pekerjaan dianggap penting sebab bilamana penggolongan pekerjaan tidak dilakukan, maka setiap pekerjaan (jabatan) perlu dinilai sendiri.
  2. Analisis jabatan akan membantu untuk mengukur memperkirakan, dan menentukan tingkat balas jasa analisis jabatan membantu menilai jabatan sehingga manajemen dapat membandingkan nilai suatu jabatan dengan nilai jabatan lainnya.
  3. Analisis jabatan banyak bantuannya dalam penempatan perlengkapan yang dibutuhkan.

Dengan demikian analisa jabatan dapat mendorong ke arah efektivitas kerja yang lebih baik. Pegawai dengan jelas mengetahui pekerjaan yang harus diselesaikan, tanpa menunggu komando dari atasan. Kondisi yang demikian dapat menghilangkan kecemburuan di antara para pegawai, karena masing-masing pegawai mempunyai uraian pekerjaan atau batasan tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai.

Penerapan analisis jabatan sebaiknya disesuaikan dengan kualifikasi yang telah ditentukan dengan cara memperbaiki sistem analisis jabatan, baik yang menyangkut persyaratan jabatan maupun uraian pekerjaan. Pimpinan dituntut dalam pernbagian tugas pegawai harus seimbang antara kemampuan dan keterampilan dengan beban kerja. Perlu adanya komitmen tegas yang dilakukan oleh pimpinan untuk melaksanakan hal di atas.

Efektivitas sendiri dapat diasumsikan kebutuhan untuk mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mengejar tujuan organisasi dan kriterianya meliputi kemampuan menyesuaikan diri atau keluwesan, produktivitas, kepuasan kerja, kemampuan berlaba atau hasil yang dicapai, dan pencapaian sumber daya yang menunjang pencapaian tujuan organisasi.

Sangat penting pula untuk memperhatikan evaluasi terhadap analisis jabatan pegawai. Evaluasi tersebut sebaiknya dapat diimplementasikan dengan baik. Dengan demikian dapat diciptakan suasana kerja yang lebih kondusif agar terjalin hubungan kerja sama yang harmonis, selaras, dan serasi diantara unit kerja. Untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai hendaknya faktor profesionalisme menjadi salah satu syarat penentu dalam penempatan pegawai pada suatu jabatan.

Penempatan pegawai harus didasarkan pada job description dan job specipicatioan yang telah ditentukan serta berpedoman kepada prinsip “penempatan pada orang yang tepat dan tempat yang tepat” atau lebih popular dengan sebutan “ The right man in the right place” sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Sebaiknya penempatan pegawai dapat memenuhi kriteria sesuai dengan bidang keahlian dan tingkat pendidikannya (knowledge, skills and abilities). Dengan demikian semakin baik penerapan analisis jabatan maka semakin baik efektifitas kerja pegawai. Analisis jabatan pada hakikatnya pendistribusian dengan tugas-tugas harus ada keseimbangan antara keterampilan dan keahlian pegawai dengan pekerjaan yang dibebankan. Sebaiknya dalam pendistribusian pekerjaan perlu mencerminkan keadilan bahkan sehingga terjadi keseimbangan dalam pembagian pekerjaan terutama yang menyangkut antara keterampilan dan keahlian pegawai dengan beban tugas. (*)


Penulis adalah Dosen di Universitas Krisnadwipayana.

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button