KOTA SERANG, biem.co – Mahasiswa Penjelajah Alam Untirta (Mapalaut) akhirnya merespons berita kematian Fadli Abdi Sudrajat, mahasiswa tingkat satu di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), yang meninggal pada Senin (01/03/2021) lalu.
Dalam keterangannya, Mapalaut menjelaskan alur dan teknis kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) tersebut.
“Kegiatan Diksar Mapalaut, dilaksanakan selama 12 hari, 1 hari karantina di Kampus, 4 hari materi kelas/tahap basic di Cihunjuran, 1 hari medan oprasi sebrang basah di Cibanten, 1 hari camp di Kampung Kelapa, Desa Cisitu. 1 hari tracking dari Kampung Kelapa menuju camp DIiksar, 3 hari pengaplikasian materi kelas/basic, 1 hari penutupan, adapun peserta yang ikut dalam kegiatan ini sebanyak 11 peserta, 7 laki laki dan 4 perempuan,” ujar Ketua Umum Mapalaut, dalam keterangannya Muhammad Ariansyah Sahputra, Rabu (03/03/2021).
Mengenai keluhan dari almarhum Fadli, menurutnya keluhan tersebut terjadi di hari ke 10 pelaksanaan diksar, dengan keluhan lecet pada bagian selangkangan dan bagian telapak kaki.
“Saat mengeluhkan sakit, panitia langsung melakukan penanganan dengan membersihkan dan mengobati luka menggunakan etanol dan salep. Serta pembekakan yang terjadi dibetisnya panitia mengurutnya (pijat) betisnya dan memberi salonpas,” ungkapnya.
Kemudian di hari terakhir penutupan Diksar, lanjutnya almarhum sudah tidak sanggup berdiri dan berjalan dikarenakan luka dan bengkak yang dialaminya.
“Ketika turun dari camp survival ke lokasi penutupan Diksar pun almarhum digendong oleh saudara lip Hidayat untuk menuju ke lokasi penutupan dan penyematan. Jarak yang ditempuh berkisar 15 menit. Ketika dilakukan upacara penyematan pun kondisi saudara Fadli masih mengikuti dengan baik,” jelasnya.
Sehabis penyematan dan pelantikan semua anggota melakukan perjalanan menuju ke Kampung Kelapa, Desa Cisitu, Ciomas Banten. Dikarenakan almarhum masih semangat untuk berjalan.
“Beliau masih bisa berjalan walapun pelan dan untuk barang bawaan (cerrier) dibawa oleh panitia. Sampai pada akhirnya memakan waktu banyak dalam perjalanan, kita melakukan evakuasi dengan cara ditandu oleh anggota Mapalaut serta dibantu oleh warga sekitar,” paparnya.
Kemudian Senin (01/03/2021) pagi almarhum dibawa ke Kampus untuk dilakukan recovery, namun dari almarhum meminta untuk pulang saja ke Indekostnya.
“Setelah itu panitia mendapat informasi dari teman kostnya bahwa almarhum sudah mengalami halusinasi, panitia langsung menjeput untuk dilarikan ke klinik kampus. Dari pihak kampus memberikan rujukan ke rumah sakit. Namun, diperjalanan almarhum menghembuskan napas terakhirnya. Ketika di IGD dokter pun memberitahukan bahwasanya almarhum Fadli telah meninggal dunia,” jelasnya.
“Kami secara organisasi menerbitkan press release ini sebagai informasi resmi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, pihak keluarga pun sudah menerima kepergian dan mengikhlaskan kepergian almarhum. Demikian press release yang kami buat, sekiranya dapat menjadi sumber informasi yang aktual. Terimakasih atas kerjasamanya,” pungkasnya. (red)