JAKARTA, biem.co — Jalani serangkaian kegiatan terkait Campaign Peace for Palestine, Kohati Badko Jabodetabeka Banten mendatangi Embassy Of Palestine untuk berdiskusi terkait kondisi terkini di wilayah Palestina, Rabu (13/9).
Bertemu langsung dengan Mr. Taher Hamad, Charge the Affaires Head of Mission, tim Kohati Badko Jabodetabeka Banten banyak mendapatkan informasi terkini terkait pendudukan Palestina.
Saat ditanya tentang kondisi kekinian di Palestina seperti apa, Hamad langsung menjawab, “secara internal penduduk Palestina hidup berdampingan dan baik-baik saja, yang menjadi permasalahan adalah konflik organisasi militan Fatah dan Hamas, sehingga situasi tersebut dimanfaatkan oleh musuh untuk menyerang penduduk Palestina,” terangnya.
Ia menambahkan, para perempuan di Palestina sangat sulit mendapatkan akses kesehatan. “Sebagai contoh, misalnya ketika hendak ke rumah sakit, di perjalanan banyak sekali pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan Israel sehingga membuat perempuan-perempuan banyak yang meninggal dunia,” tambah Hamad.
“Saya kagum dengan bangsa Indonesia, toleransi dan kepeduliannya sangat bagus, walaupun berbagai macam suku dan agama bisa bersatu dengan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,” ungkapnya.
Dalam diskusi pula, Hamad sempat menyesalkan dan kecewa terhadap peran PBB yang dianggapnya terlalu banyak bicara namun tanpa aksi nyata dalam mengatasi konflik Israel-Palestina. “PBB itu hanya berbicara saja di media, but not action talk only,“ ujarnya.
Ayu Bokatje Levara, Ketua Bidang Kajian dan Advokasi Kohati Badko, menyampaikan keprihatinannya atas fakta yang ada. “Kami sangat prihatin atas fakta yang telah terjadi di wilayah pendudukan Palestina. Selama ini semangat membangun perdamaian di bumi Palestina hanya ibarat mengharap datang salju di bumi kering kerontang, artinya hanya sebatas mimpi yang tak tahu kapan menjadi kenyataan,” papar Ayu.
(Pengurus Kohati Badko Jabodetabeka Banten saat berdiskusi dengan Mr. Taher Hamad)
Menurutnya, kasus pendudukan Palestina berbeda dengan kasus di negara lain. Konflik Palestina merupakan konflik abadi yang tidak pernah tahu kapan akan berakhir. “Kami berharap dan berdoa agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi yatim atau piatu karena ditinggal salah satu atau kedua orangtuanya serta tidak ada lagi janda-janda yang di tinggal oleh suaminya karena meninggal dunia. Yang jelas dalam waktu dekat ini kami juga akan mendatangi PBB perwakilan Indonesia untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas,” tambahnya.
Disinggung tentang produk Israel yang memanfaatkan nama Palestina, Hamad mengakui, “Banyak produk israel secara ilegal diekspor ke berbagai dunia dengan memakai nama label yang sama dengan produk Palestina, namun bedanya secara keabsahan tempat dimana produk israel dibuat, tidak dicantumkan,” jawab Hamad.
Perihal data kongkrit korban pelanggaran HAM perempuan dan anak yg dilakukan Israel, Hamad akan mengkomunikasikan data tersebut. “saya akan komunikasikan dengan Kementerian Sosial di Palestina terkait data tersebut dan dapat langsung diakses,” tutupnya.
Audiensi yang dimulai dari pukul 13.00-16.00 WIB ini berlangsung proaktif. Selain beberapa anggota Kohati, hadir pula perwakilan dari Amnesty Internasional Indonesia, Raafi Ardikoesoema.
Beberapa poin-poin kesepakatan antara Kohati Badko JJabodetabeka Banten dengan Embassy of Palestine, diantaranya:
1. Memfasilitasi komunikasi antara Kohati dengan Kementerian Sosial di Palestina terkait
pemenuhan data konkret korban pelanggaran HAM perempuan dan anak;
2. Menyambung komunikasi dengan Dubes Palestina yang baru akan di ganti sekitar
November 2017;
3. Bersedia selalu bersinergi dengan Kohati terkait advokasi pelanggaran HAM
perempuan dan anak di Palestine. (AFG)
Berita Terkait :
Advokasi Pelanggaran HAM yang Dilakukan Israel Terhadap Palestina, Kohati HmI Badko Jabodetabeka Banten Gelar Audiensi
Gelar Rapat Harian, HMI Badko Jabodetabeka Banten Gagas Pentingnya Kerjasama Kebaikan
Banten Biennale#1 Pamerkan Karya Seni dari Berbagai Seniman, Mari Berkunjung!