biem.co — Istilah jiwa muda mungkin sudah biasa kita pakai. Itu menandakan berapapun umurnya, semangat tetap seperti anak muda. Tapi gimana kalau istilah otak muda? Kayaknya sangat jarang ya sobat biem. Baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa secara biologis, otak perempuan setidaknya satu ukuran, lebih muda daripada laki-laki pada usia yang sama.
Seperti dilansir dari livespace.com, para peneliti menganalisis pemindaian otak 200 perempuan, khususnya kadar metabolisme otak yang diketahui berubah sering bertambahnya usia. Percaya ngga percaya, mereka menemukan bahwa berdasarkan tingkat metabolisme, otak perempuan muncul sekitar tiga tahun lebih muda, daripada otak laki-laki pada usia kronologis yang sama. Nah loh, kok bisa?
Walau begitu, penelitian ini masih harus ada kelanjutannya. Seperti dalam tulisan para peneliti dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, bahwa jika penelitian tersebut telah selesai, para peneliti berhipotesis bahwa memiliki otak “muda” yang secara metabolik mungkin memberi “tingkat ketahanan terhadap perubahan yang berkaitan dengan penuaan” pada otak perempuan.
Hal ini pada gilirannya dapat membantu menjelaskan mengapa perempuan cenderung mengalami lebih sedikit penurunan kemampuan berpikir seiring bertambahnya usia mereka.
“Namun, mungkin itu bisa menjelaskan mengapa perempuan tidak mengalami penurunan kognitif sebanyak (seperti laki-laki) di tahun-tahun kemudian, karena otak mereka secara otomatis memang lebih muda,” pungkas penulis studi senior Dr. Manu Goyal, asisten profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.
Perbedaan jenis kelamin
Penelitian ini bisa dideteksi juga lho pada orang dewasa muda berusia 20-an. “Bukan berarti otak pria menua lebih cepat. Mereka mulai dewasa sekitar tiga tahun lebih tua dari perempuan pada saat pubertas, dan itu terus bertahan sepanjang hidup,” ujar Goyal.
Para peneliti juga menyatakan bahwa metabolisme muda yang muncul dari perempuan, menjadi salah satu alasan mengapa kebanyakan perempuan hidup lebih lama daripada kaum adam.
Karena temuan ini juga, para peneliti ingin lebih memahami apakah kesenjangan perbedaan ini bisa memengaruhi risiko penyakit otak yang berkaitan dengan usia, seperti Alzheimer. Goyal mengatakan bahwa para peneliti saat ini sedang mengerjakan studi lain untuk menguji apakah temuan itu berperan dalam mengapa kaum hawa tidak mengalami penurunan kognitif sebanyak laki-laki. (rai)