biem.co — Tanah subur di ufuk timur bumi nusantara itu sering kita sebut Papua. Ia ada dan hadir sebagai bagian dari tulang pungung bangsa Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah, masyarakat yang terjaga adat dan budayanya, ekosistem kehidupan yang memesona, hingga masyarakat dunia sering memberi nama mutiara hitam Indonesia.
Alam Papua, dimana di dalam dan permukaan buminya menjadi tiang ekonomi bangsa Indonesia. Kita tak bisa menafikkan kontribusi, sumbangsih dan peranannya. Papua hadir dengan segala kelebihannya. Peran serta dalam membangun negara sudah bukan rahasia publik lagi, tanah Papua menjadi ladang pendapatan utama negara, mulai dari hutannya, gunung emas hingga lautanya yang indah menjadi satu kesatuan penopang ekonomi Indonesia.
Hingga tepat 74 tahun Indonesia merdeka, Papua terus berbenah untuk dapat setara dengan daerah-daerah lainnya. Usaha yang terus dilakukan di tengah persaingan global yang samakin kompleks, masyarakat Papua tak pernah patah arang dalam berjuang.
Badan tegap, kuat dan tegas saat melangkah menjadi ciri fisik ras rakyat Papua. Selaras dengan itu, ketegasan, sikap pemberani dan tak mudah menyerah menjadi simbolik karakter yang tersemat padanya. Masyarakat Papua bahu membahu membangun daerahnya dari ketertinggalan, menjaganya dari segala ancaman, dan tetap pada lembutnya perasaan masyarakat sebagai bangsa ketimuran.
Di tengah euforia perayaan hari jadi bangsa Indonesia, kita menyesalkan oknum-oknum yang tak pandai bersikap, menyulut api provokasi di tengah pesta yang seharusnya menyatukan segalanya. Adu domba, kabar fitnah dan semacamnya mereka hembuskan demi kepentingan golongannya.
Dirgahayu Indonesia berubah seketika menjadi derita rakyat Papua. Insiden ini menjadi pembelajaran yang mendalam untuk selurah lapisan masyarakat bahwa isu sara adalah hal sensitif, maka berhentilah membedakan sesama anak bangsa.
Baca Juga
Cukupkan segala pertikaian yang ada, menatap kedepan sebagai masyarakat Indonesia yang beragam. Kita jaga persatuan, kita solidkan barisan, kita lupakan segala perbedaan yang dapat memunculkan perselisihan, dan kita ingat serta renungkan sila persatuan Indonesia.
Menyepakati Pancasila sebagai dasar bernegara dan prinsip sikap bermasyarakat adalah bagian wujud cinta kita pada para pendiri bangsa Indonesia. Di tengah ancaman disintegrasi yang ada saat ini, upaya menyemai ide damai Pancasila adalah solusi bersama yang wajib dilakukan sebagai langkah konkret pengamalan Pancasila.
Pancasila bukan hanya retorika tekstual, Pancasila harus terwujud sebagai pedoman hidup. Setiap warga masyarakat harus menjiwai dengan baik. Maka suasana kedamaian akan terwujud, persatuan akan terlihat dan cinta kasih akan menyatu pada sanubari hati setiap individu.
Konsep kedamaian pada Pancasila amatlah mulia, ia hadir sebagai perekat hubungan masyarakat dan pelindung dari segala ancaman perpecahan.
Upaya perdamaian yang hadir di dalam Pancasila tersusun begitu harmonis, dimana keadilan wajib diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk keadilan bagi rakyat Papua. Maka dengan sendirinya, suasana persatuan akan hadir di tengah perbedaan suku, agama, ras dan golongan yang ada di bangsa ini.
Langkah sederhana mewujudkan perdamaian bagi kemajemukan Indonesia adalah dengan memberi keadilan, maka persatuan dan kesejahteraan bagi seluruh wilayah nusantara dapat diwujudkan bersama.
Rakyat Papua tercukupi segala kebutuhannya, diskriminasi tak lagi melekat pada mereka dan Papua bisa berdiri setara dengan daerah Indonesia lainnya. Majulah Papua, jayalah Indonesia! Merdeka! (red)