KOTA SERANG, biem.co — Stok makanan mahasiswa Banten di Cina mulai menipis. Demikian dikatakan oleh Rifani, mahasiswa Banten di Kota Wuxi, Cina saat diwawancarai secara live di Chanel biem Tv, Rabu (29/01/2020).
“Stok makanan kami (mahasiswa Banten) di sini mulai menipis, diperkirakan hanya akan sampai tanggal 10 Februari saja”. ungkapnya.
Rifani menuturkan keadaan Ia dan teman-teman mahasiswa Banten lainnya untuk mencukupi kesehariannya mulai mengatur makanan yang tersisa.
“Semua stok makanan dari teman-teman aku kumpulkan menjadi satu. Jadi ketika waktu makan tiba aku bagi sesuai porsi dan waktu makan hanya dua kali dalam sehari, hal ini dilakukan supaya persediaan tidak cepat habis, mengingat stok makanan yang menipis,”
“Sedangkan untuk beli persedian makanan di toko sudah habis dan tutup. Dan untuk keluar asrama pun harus memakai masker. Stok masker kami juga habis,” sambungnya.
Ia mengatakan keadaannya sekarang dalam kondisi dilema. Entah merek harus pulang ke Indonesia atau tetap tinggal di Cina.
“Aku dan teman-teman sudah berdiskusi, apakah akan tetap stay atau pulang, mengingat jadwal perkuliahan juga sebentar lagi akan berjalan,” katanya.
“Kendala untuk pulang pun terbentur dengan biaya, karena kebanyakan mahasiswa di sini berkuliah dengan beasiswa. Jadi ini sangat dilema untuk kami,” tambanya.
Lebih lanjut, Rifani mengatakan, kalaupun ada kesempatan untuk dirinya pulang ke Indonesia. Ia akan mengurungkan niatan itu, karena Ia disana sebagai senior bagi teman-teman mahasiswa Banten di Cina.
“Kalaupun memang aku ada kesempatan pulang ke Indonesia. Aku gak bakal lakukan itu, aku ga bisa ninggalin teman-teman yang lain. Aku di sini sudah seperti kakak mereka,” paparnya.
Namun tidak dipungkiri, Ia juga mengaku ingin sekali pulang ke Indonesia. Rifani berharap Pemerintah di Banten bisa membantu.
Sebagai informasi, saat ini korban jiwa yang disebabkan virus corona sudah mencapai 132 orang. Dan untuk di Kota Wuxi tempat para mahasiswa Banten sudah ada 10 korban jiwa. (iy)