Kabar

UPTD Taman Budaya dan Museum Negeri Banten Gelar Seminar Daring Sejarah Banten

KOTA SERANG, biem.co – UPTD Taman Budaya dan Museum Negeri Banten, Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Banten menggelar Seminar Sejarah Banten, Senin (01/02/2021).

Seminar yang digelar pertamakalinya secara daring tersebut menghadirkan sejarawan dan Guru Besar Universitas Padjajaran, Nina Herlina dan dipandu Niduparas Erlang, Sastrawan dan Peneliti Tradisi Lisan dari Universitas Pamulang. Untuk diketahui, Nina merupakan penulis buku yang berjudul Banten Dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama dan Jawara.

Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Negeri Banten, Ucu Veverawati mengatakan, Seminar Sejarah Banten akan dilaksanakan selama dua belas kali selama enam bulan berturut-turut. Edisi pertama, seminar diikuti 100 peserta diikuti tidak hanya pelajar, mahasiswa dan guru sejarah, namun dari berbagai kalangan dan disiplin ilmu.

“Para peserta sangat antusias sekali. Banyak calon peserta yang kecewa tidak dapat masuk ke aplikasi zoom yang kita sediakan. Karena kuotanya hanya untuk 100 peserta, pendaftaran hanya dibuka satu hari saja,” kata Ucu.

Meski begitu, Ucu meminta peserta yang tidak dapat mengikuti secara langsung tidak berkecil hati, sebab diskusi akan diunggah media sosial (Youtube, Instagram dan Page Facebook) UPTD Taman Budaya dan Museum Negeri Banten.

Perempuan yang sempat bertugas sebagai guru seni di SMAN 1 Pandeglang tersebut juga menjelaskan, selain seminar, Museum Negeri Banten juga memiliki banyak program kerja yang akan dilaksanakan pada 2021 ini.

“Beberapa program kerja yang akan dilaksanan tahun ini diantaranya Lomba Cerdas Cermat Museum untuk pelajar, Belajar Bersama di Museum, Museum Night dan Pameran Pusaka Banten,” ungkapnya.

Senada dikatakan Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Provinsi Banten, Bara Hudaya. Sebagai bagian dari Bidang Kebudayaan, kata Bara, Museum Negeri Banten juga harus menjadi tempat membangun peradaban di Banten.

“Kebudayaan itu sangat luas sekali. Kami ingin museum tidak hanya dikenal sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah saja, namun juga tempat untuk menciptakan peradaban dengan sejarah-sejarah yang baru. Dari tempat inilah, kami ingin melahirkan masyarakat berbudaya sekaligus mencintai akar budayanya sebagai orang Banten,” kata Bara.

Bara juga menyampaikan, meski masa pandemi Covid-19, kegiatan kebudayaan harus tetap berjalan sebagaimana biasa dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Atas dasar itulah kami melaksanakan seminar ini secara daring. Jadi meskipun pesertanya seratus aman dari penyebaran Covid-19 karena para peserta berada di rumah dan tempat kerja masing-masing,” kata Bara. (ADV)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button