biem.co – Sobat biem, Dee Lestari telah melahirkan karya novel terbaru yang berjudul Rapijali. Novel romansa anak SMA ini dirilis dalam dua format yang berbeda, yakni digital dan buku cetak. Untuk format digital sendiri, Rapijali sudah tayang di Storial.co dalam bentuk cerita bersambung (cerbung).
Dee mengatakan, dirinya sejak dahulu memang seorang penggemar cerbung. Perahu Kertas adalah cerbung digital pertama yang ia tulis tahun 2007.
“Bisa dibilang itu adalah upaya pionir untuk membangkitkan demam cerbung di era digital dan waktu itu orang masih baca dari HP, bukan dari aplikasi. Setelah itu aku membuat Aroma Karsa. Kembali yang menjadi patokan adalah ceritanya cocok atau tidak. Itu yang menjadi parameter pertama. Jangan sampai hanya sekadar karena ini adalah formula yang berhasil walau ceritanya enggak cocok,” terang Dee dalam siaran langsungnya di Instagram, Selasa (2/2/2021).
Diungkapkan pelantun Malaikat Juga Tahu ini, Planet Ping atau Rapijali versi original memang sejak dulu disiapkan sebagai cerbung. Mulai dari cara menulisnya, penomorannya, yang mana Dee sendiri masih menyimpan manuskrip tersebut dari tahun 1993.
“Memang niatan dari kepalaku adalah cerbung. Kemudian ketika menuliskan ulang Rapijali, otomatis format cerbung itu enggak akan bisa hilang begitu saja, dari cara aku memenggal cerita, menyusun struktur dan sebagainya. Walaupun nanti pembaca akan menikmatinya dalam cerita yang utuh, tapi bagaimana dia disusun, segala kreativitas dan inharance sudah punya format tersebut,” ungkapnya.
Pertimbangan itulah yang membuat Dee kemudian mencari partner kolaborasi yang tepat untuk kemudian merilis format cerbung digital.
“Dari pengalaman Aroma Karsa kemarin, sebetulnya yang paling membuat pengalaman membaca cerbung ini menarik adalah membaca bersamanya. Jadi, ini sesuatu yang tidak kita perhitungkan, tetapi ketika dijalani, itu aku baru ngerasain bahwa di mana lagi kita benar-benar bisa baca bareng-bareng, penulisnya bahkan ada, ikutan komen secara langsung. Dan in isemuanya terbatas dalam waktu tertentu,” tutur Dee.
“Karena begitu format utuhnya keluar, ya sudah bubar. Cerbung sudah enggak bisa lagi kita nikmati sebagai cerbung. Jadi, aku merasa Rapijali ini punya banyak dimensi yang mengasyikkan ketika dia dibaca sebagai cerbung,” sambungnya.
Kendati demikian, meski kenikmatan membaca versi digital dan buku cetak berbeda, tetapi menurut personel Rida, Sita, Dewi ini hal itu tetap tidak menghilangkan keasyikkan membaca buku cetak secara utuh.
“Karena dramanya seru, ensemble karakternya banyak, orang-orang bisa memilih timnya ini, timnya itu, saking begitu banyaknya pilihan yang seru-seru. Hal lainnya ada pula kreativitas turunan di dalamnya. Jadi, ini adalah membaca digital plus membaca cetak. Enggak bisa dibandingkan, dua-duanya punya keasyikan sendiri, sehingga why not coba dua-duanya,” pungkasnya. (hh)