JAKARTA, biem.co — Sebagai daerah yang hanya selemparan batu ke Ibu Kota Jakarta, Provinsi Banten begitu lekat dengan ketertinggalan. Korupsi, politik dinasti, kemiskinan, pengangguran, sekolah, dan infrastruktur rusak adalah sebutan lain daerah ini.
Dari sekian banyak masalah, pendidikan menjadi sorotan publik di daerah yang mengaku diisi ribuan kiai dan santri ini. Pada 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata mencatat rata-rata lama sekolah di Banten baru mencapai 8,37 tahun.
Rata-rata lama sekolah juga berbeda di tiap daerah. Tangerang Selatan di utara memiliki lama rata-rata sekolah 11,58 tahun. Sedangkan di bagian selatan di Lebak hanya 6,19 tahun, Pandeglang 6,62 tahun, dan Kabupaten Serang 6,98 tahun.
Di samping itu, temuan dari Pusat Telaah dan Informasi Regional Banten (Pattiro) menemukan, di Kabupaten Serang saja, tiga dari sepuluh siswa bertaruh nyawa karena sekolah rusak. Akibatnya, penggunaan ruang kelas dilakukan bergantian dan menjadikan belajar tidak kondusif.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada 48 persen sekolah di Banten yang rusak.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, Adhia Muzakki, ikut menyoroti persoalan rendahnya kualitas pendidikan di Banten.
“Kondisi pendidikan di Banten sampai saat ini belum bisa dikatakan layak, masih bayak sekolah yang belum layak dihuni untuk putra-putri daerah mulai dari bangunan sampai fasilitas yang didapatkan,” papar Adhia saat memberikan keterangan di sekretariat perjuangan HMB Jakarta, Jum’at, (13/04).
“Selain itu, sekolah yang buruk membuat motivasi belajar siswa dan guru berkurang. Hingga akhirnya para murid memutuskan meninggalkan sekolah akibat fasilitas dan kualitas pendidikan yang tak memadai,” seru Adhia.
Adhia menambahkan, pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Banten.
“Seharusnya pemerintah bisa memberikan solusi konkret soal bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di Banten, agar daya saing manusianya tinggi dan memiliki kualitas pendidikan yang bagus,” pungkasnya. (awd/red)