Sosok

Shafira Umm, Presenter Kawakan yang Cinta Dunia Kerelawanan

biem.co Sobat biem, barangkali kamu sudah tak asing dengan sosok presenter satu ini, Shafira Umm. Ia adalah presenter dan penyiar radio Indonesia yang mengawali karier sebagai finalis MTV VJ Hunt tahun 2006. Berbagai acara televisi telah sukses dibawakannya.

Tak hanya dikenal sebagai presenter kawakan, Shafira Umm juga kerap membintangi berbagai film, seperti di antaranya Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014), Surat dari Praha (2016), Spy In Love (2016), Sawalaku (2016), dan Rumah Merah Putih (2016). Ia bahkan masuk dalam nominasi Aktris Pendatang Baru di Piala Cerita Festival Film Indonesia 2014.

Kendati telah melanglang buana dalam berbagai bidang hiburan, Shafira rupanya juga tertarik dalam dunia kerelawanan. Hal itu bermula saat perempuan kelahiran Jakarta, 2 Desember 1984 ini untuk pertama kalinya mengikuti Kelas Inspirasi Tanimbar tahun 2016 silam.

Sebelumnya, Shafira sendiri mengaku telah mengikuti pergerakan para relawan Indonesia Mengajar di Twitter. Ia amat mengapresiasi komitmen para relawan yang penuh dedikasi sehingga mau dikirim ke remote area.

“Di pertengahan tahun 2016, aku dikirimin flyer Kelas Inspirasi Tanimbar. Akhirnya tanpa tahu Pulau Tanimbar itu di mana, gimana caranya ke sana, rute pesawatnya, akhirnya bismillah aku ikutan,” ungkapnya menggebu-gebu dalam Virtual Media Briefing ‘Cover Jingle NutriSari Berkolaborasi dengan Indonesia Mengajar untuk Indonesia Timur’, baru-baru ini.

Menuju Hari Inspirasi, ia mengaku terkejut mendapatkan penempatan di Kepulauan Matakus, Maluku, di mana harus menyebrang lagi selama 1,5 jam menggunakan perahu dari Kepulauan Tanimbar. Sampai di sana, ia baru mengetahui bahwa di Kepulauan Matakus itu hanya ada beberapa keluarga yang dipimpin oleh kepala desa perempuan, yang juga sebagai pendeta. Lebih dari itu, dirinya juga dibuat terkejut dengan kondisi listrik yang padam setelah pukul 18.00 WIT.

“Kalau sudah jam 6 sore, listrik mati. Selesai. Gelap gulita di sana. Dan semuanya sudah mulai pakai lampu tempel segala macem. Besok harinya aku baru mengajar. Jadi pas ngajar baru ngerasa, berarti mereka benar-benar memanfaatkan sinar matahari. Tapi kayak kegelapan yang malamnya bikin aku rada gelisah karena mati listrik, pagi harinya kayak hilang aja melihat anak-anak pada ceria, ekspresif, dan rasa ingin tahunnya tinggi sekali,” kisahnya.

“Wah, ini memang benar sih kalau tagline-nya ‘Satu Hari untuk Selamanya’. Jadi, menurut aku ini pengalaman satu hari, tapi memorinya enggak akan terlupa di hidup,” sambung Shafira.

Untuk Sobat biem ketahui, Kelas Inspirasi menjadi kegiatan di bawah naungan Indonesia Mengajar yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar anak-anak SD.

Seperti yang diungkapkan Shafira, satu hari itu ternyata membawa dampak yang besar bagi hidupnya. Ia merasa semakin kecanduan untuk terus mengikuti program kerelawanan. Baginya, anak-anak di Maluku tersebut bukanlah anak-anak yang berada di pulau terluar, tapi justru di pulau terdepan sebagai gerbang masuk Indonesia.

“Anak-anak itu yang akhirnya menjadi semangatku. Aku dapat inspirasi dari adik-adik ini dengan berbagai macam keterbatasan yang mereka miliki, karena mereka tidak dikasih pilihan yang banyak, tapi semangat mereka dan ketulusannya yang akhirnya membuatku menjadi relawan adalah kewajiban,” ujarnya.

“Mereka adalah anak-anak yang akan meneruskan bangsa ini. Jadi, ketika kita punya previlege, ilmu lebih banyak, jaringan internet yang baik, tapi tidak mendorong anak-anak di barisan paling depan, pintu itu enggak akan pernah terbuka,” tutup Shafira Umm yang tak kuasa menahan tangisnya. (hh)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button