KABUPATEN SERANG, biem.co — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Serang menyebut kasus HIV/AIDS terus meningkat di setiap tahunnya. Hal itu terungkap dalam rakor KPA dengan sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Serang, Rabu (28/11). Rakor tersebut dilakukan guna menyamakan persepsi untuk menekan penyebaran kasus HIV/AIDS di Kabupaten Serang yang saat ini sangat memprihatinkan.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids, Budi Miarso pun mengakui hal itu. Ia mengatakan bahwa hampir di seluruh daerah ditemukan kasus HIV/AIDS dengan jumlah yang belum diketahui secara pasti.
“Hal ini disebabkan karena jumlah penderita dengan laporan dan kasus yang terjadi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Ini memprihatinkan karena data kasus yang dilaporkan seperti fenomena gunung es,” ujarnya.
Berdasarkan data, diketahui penderita HIV/AIDS di Kabupaten Serang meningkat pesat. Tercatat ada sebanyak 556 kasus HIV dan 202 kasus AIDS. Mayoritas penderita yang terkena kasus tersebut secara nasional adalah ibu rumah tangga, sementara di Kabupaten Serang sendiri seimbang. Namun sebagian besar berasal dari perilaku seksual.
“Saat ini penyebaraan kasus tersebut semakin mengkhawatirkan, terlebih banyak kasus lelaki suka dengan lelaki yang saat ini menyebar di kalangan pelajar SMP dan SMA, suami ‘jajan di luar’ dan istri yang terkena HIV/AIDS,” papar Budi.
“Penyakitnya belum bisa disembuhkan secara total. Tahun ini di Kabupaten Serang sudah ada 6 orang meninggal akibat penyakit HIV/AIDS,” sambungnya.
KPA sendiri mengaku masih kesulitan untuk pendataan kasus HIV/AIDS. Pihaknya meyakini bahwa kasus HIV/AIDS akan terus meningkat mengingat masyarakat masih enggan lapor.
“Penanganan juga tidak bisa dilakukan oleh KPA sendiri, namun harus bersinergi dengan instansi lainnya agar kasus tersebut tak meluas,” tukasnya.
Ditambahkan Budi, untuk menekan penyebaran, pihaknya gencar melakukan sosialisasi mengenai bahaya penyakit HIV/AIDS, terutama untuk di kalangan pelajar dan masyarakat. Selain itu, dibentuk pula Warga Peduli Aids untuk mencegah penyebaran kasus tersebut.
“Diharapkan kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS bisa meningkat, mengingat selama ini pemahaman masyarakat akan bahaya tersebut masih kurang sehingga sosialisasi harus digalakan kembali,” pungkas Budi. (firo)